Rabu, 18 Desember 2013

Temuan Meriam Asal Indonesia Mengubah Sejarah Australia

Bagian dari sebuah meriam yang berasal dari Indonesia ditemukan di pantai Dundee, wilayah Australia bagian utara. Temuan itu mengubah sejarah kontak awal dengan Australia, yang semula dipercaya dimulai oleh bangsa Eropa.

Bagian dari meriam yang ditemukan berupa bagian yang digunakan untuk menembak. Pecahan meriam itu ditemukan oleh seorang pria lokal bernama Christopher Doukas pada tahun 2010. Temuan itu selanjutnya diteliti oleh ilmuwan.

Segera setelah penemuan, ilmuwan Australia menduga bahwa meriam itu merupakan milik pelayar Indonesia. Meriam berasal dari abad ke-16, pada permulaan hubungan dagang teripang yang melibatkan orang-orang Makassar.

Menurut dugaan ilmuwan, pelayar asal Indonesia tersebut kehilangan meriamnya. Diduga, kapal yang digunakan oleh pelayar itu tenggelam. Meriam pun terbawa arus hingga sampai ke wilayah Australia.

Dugaan itu dibenarkan oleh Matt Cupper dari University of Melbourne. Membersihkan bagian meriam dan menganalisisnya dengan teknik optik, Cupper mengonfirmasi bahwa artefak itu berusia 150 tahun. Analisis logam pun mampu mengonfirmasi asal-usul logam yang dipakai untuk membuat meriam.

"Meriam Dundee Beach penting karena ini mungkin artefak paling awal yang ditemukan di wilayah utara Australia. Ini mungkin juga bukti kontak Australia dengan dunia luar yang lebih awal dari kedatangan Inggris," kata Cupper seperti dikutip Daily Mail, Selasa (17/12/2013).

Sebelumnya dipercaya bahwa orang pertama yang datang ke Australia adalah Kapten James Cook asal Inggris pada tahun 1770. Bila meriam ini terbukti berasal dari masa tersebut, maka bisa dibilang bahwa kontak manusia dengan Australia sudah dimulai sebelum James Cook.

Sejarah juga mencatat bahwa sudah ada penjelajah asal Belanda, Willem Janszoon, yang datang ke Australia pada tahun 1606. Beberapa tahun kemudian, orang Belanda lain, Dirk Hartog, juga sudah sampai di benua itu.

Temuan lain, berupa koin, malah mengungkap bahwa kontak manusia dengan Australia sudah dimulai sejak lebih dari 1.000 tahun lalu. Saat itu, diduga sudah ada perdangan antara India, Afrika, dan Australia.

Microsoft: Guru Tak Boleh Gaptek

PT Microsoft Indonesia menyatakan prihatin bila para guru masih menggunakan metode mengajar tradisional yang cenderung monoton dan membosankan bagi siswa. Keprihatinan itu terungkap pada gelaran acara program Partners In Learning (PIL), yang dibuka Senin (16/12/2013).

Melalui kegiatan yang dijadwalkan berlangsung sampai Kamis (19/12/2013), Microsoft Indonesia mengajak para guru di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara untuk belajar bersama, dimulai dari 80 guru yang mengikuti program PIL.

Perwakilan dari Microsoft Indonesia, Budi Setyono, mengatakan, guru saat ini harus punya kompetensi dalam metode pengajaran agar tak ketinggalan dari siswanya, termasuk soal tekonologi.

"Saat ini siswa mampu mengakses informasi dunia hanya melalui sebuah laptop ataupun handphone. Jangan sampai lantaran gurunya tidak up to date siswa jenuh ketika pengajaran oleh guru," ujar Budi, Selasa (17/12/2013).

Budi mengatakan, Microsoft melalui program corporate social responsibility (CSR) merangkai beragam program untuk meningkatkan kompetensi guru di bidang teknologi. "Microsoft mengajak para guru untuk melek teknologi, tidak gaptek (gagap teknologi)," ujar dia.

Salah satu peserta, Badrut Tamam, mengatakan, program ini sangat membantu. "Sekurang-kurangnya saya bisa meng-upgrade pengetahuan saya tentang dunia teknologi," kata dia. Badrut sependapat bahwa para guru pada hari ini harus punya inovasi dalam metode pengajaran.

Implementasi teknologi dalam metode itu, menurut Badrut, tak bisa dihindari. "Seandainya semua guru bisa melakukan pembelajaran di kelasnya dengan basis IT sebagaimana yang diajarkan tim dari Microsoft ini, siswa tidak akan jenuh karena suasana belajar bisa dikondisikan rileks dan menyenangkan," ujar dia.

Salju Turun di Kairo untuk Pertama Kalinya

Hujan salju turun di sekitar ibu kota Mesir, Kairo, Jumat (13/12/2013), setelah badai salju menghantam Israel dan Suriah. Ini adalah peristiwa sangat langka karena sebelumnya belum pernah dilaporkan terjadi hujan salju di Mesir.
"Seluruh taman berwarna putih. Ini adalah pertama kali dalam hidup saya melihat hal tersebut," kata Karim Kheirat, warga kota Medinati, yang berada di timur laut Kairo, seperti dilaporkan AFP.
Menurut Ali Abdelazim, staf di pusat meteorologi setempat, mungkin sudah lama sekali tak ada salju di Mesir. Lewat Twitter, seorang penduduk lokal menyatakan, salju terakhir mungkin 112 tahun lalu. Namun, hal itu hanya dugaan dia karena sejujurnya salju mungkin belum pernah turun di Mesir.
Pada Jumat, salju yang cukup tebal menyelimuti daerah dataran tinggi di Semenanjung Sinai, bagian timur Mesir. Kawasan di sekitar Biara Santo Katharina di wilayah perbukitan diselimuti salju hingga beberapa sentimeter.
Di bagian utara Mesir, salju menutup pantai, taman, jalanan, dan atap-atap rumah penduduk di Kota Ras el-Bar. Kota Alexandria hanya diselimuti salju tipis, tetapi karena hal itu pengelola pelabuhan terpaksa tetap menutup operasional untuk mengantisipasi dampak cuaca buruk.
Sempat beredar informasi di Twitter bahwa salju juga untuk pertama kalinya menyelimuti piramid. Namun, sejumlah sumber meluruskan bahwa foto-foto yang beredar adalah hoax. Salah satu gambar yang menunjukkan salju menyelimuti patung Sphinx ternyata foto yang diambil di miniatur Sphinx di Tobu World Square, Jepang.

Selasa, 26 November 2013

SEMANGAT UNTUK TIM PRAMUKA SMAN 1 KEC .GUGUAK


 

semangat buat pramuka SMAN 1 KEC. GUGUAK  yg lagi mengikuti FIESTA ke 27 di Unand
semoga sukses dan mengharumkan nama SMAN 1 KEC GUGUAK

GOOD LUCK

Senin, 18 November 2013

Komet Mungkin Membawa Kehidupan Ke Bumi













Komet Mungkin Membawa Kehidupan Ke Bumi

Penelitian baru para ilmuwan di Laboratorium Nasional Lawrence Livermore (LNLL) menunjukkan bahwa komet-komet yang menabrak Bumi jutaan tahun yang lalu mungkin telah menghasilkan asam amino yang merupakan blok-blok pembangun kehidupan.

Asam amino sangat penting bagi kehidupan dan berfungsi sebagai blok-blok pembangun protein yang merupakan rantai-rantai linier asam amino.

Di edisi 12 September jurnal Nature Chemistry, Nir Goldman dari LNLL dan para koleganya menemukan bahwa melekul-molekul yang ditemukan pada komet-komet (seperti air, amonia, metanol dan karbon dioksida) mungkin saja menjadi pendorong kehidupan di Bumi. Timnya menemukan bahwa kompresi cepat dan pemanasan es komet yang menabrak Bumi bisa menghasilkan kompleks-kompleks yang menyerupai asam amino glisina.

Penelitian asal kehidupan pada mulanya memfokuskan pada produksi asam-asam amino dari bahan-bahan organik yang sudah ada di Bumi. Namun, penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa kondisi atmosfer Bumi sebagian besar terdiri dari karbon dioksida, nitrogen dan air. Eksperimen pemanasan cepat dan berbagai perhitungan akhirnya membuktikan bahwa sintesis molekul-molekul organik yang diperlukan untuk menghasilkan asam amino tak akan terjadi pada tipe lingkungan ini.

"Ada suatu kemungkinan bahwa produksi atau pengiriman molekul-molekul prebiotik berasal dari sumber-sumber ekstraterestrial," kata Goldman. "Pada keadaan awal Bumi, kita tahu bahwa ada pemboman dahsyat komet-komet dan asteroid-asteroid yang membawa massa organik lebih besar dari yang mungkin sudah ada di Bumi."

Komet-komet memiliki ukuran yang berbeda-beda mulai dari 1,6 km sampai 56 km. Komet-komet berukuran demikian yang melewati atmosfer Bumi menjadi panas bagian luarnya tapi bagian dalamnya tetap dingin. Pada saat bertabrakan dengan permukaan planet, gelombang getaran dihasilkan karena kompresi mendadak.

Gelombang getaran bisa menghasilkan tekanan kuat dan suhu atau temperatur dengan tiba-tiba yang bisa mempengaruhi reaksi kimia dalam komet sebelum berinteraksi dengan lingkungan planet. Konsensus publik sebelumnya menyatakan bahwa pengiriman atau produksi asam amino dari peristiwa-peristiwa tabrakan ini adalah mustahil karena pemanasan tinggi (ribuan derajat Kelvin) dari tabrakan akan menghancurkan setiap molekul-molekul yang berpotensi membangun kehidupan. (1 Kelvin sama dengan 457 derajat Fahrenheit atau 236 derajat Celcius).

Namun, Goldman dan para koleganya mempelajari bagaimana suatu tabrakan di mana es ekstraterestrial menabrak planet dengan pukulan cepat bisa menghasilkan temperatur yang lebih rendah.

"Dalam situasi ini, bahan-bahan organik kemungkinan bisa disintesiskan di bagian dalam komet selama kompresi cepat dan bertahan dari tekanan dan temperatur tinggi," kata Goldman. "Begitu bahan yang terkompresi memuai, asam-asam amino stabil bisa bertahan terhadap interaksi dengan atmosfer planet atau lautan. Proses-proses ini bisa menghasilkan konsentrasi-konsentrasi spesies-spesies organik prebiotik yang ada di Bumi dari material-material yang berasal dari luar angkasa."

Dengan menggunakan simulasi molekular dinamis, tim LNLL mempelajari kompresi cepat dalam campuran es astrofisik prototipikal (mirip dengan komet yang menabrak Bumi) pada tekanan dan temperatur ekstrim. Mereka menemukan bahwa ketika material itu mengalami proses dekompresi, asam-asam amino pembentuk protein sangat mungkin terbentuk.

Nenek Moyang Manusia Dari Asia Ke Afrika

Nenek moyang manusia sebenarnya bukan berasal dari Afrika, klaim para ilmuwan setelah menemukan bahwa pendahulu manusia tersebut bisa saja melakukan perjalanan dari Asia.

Nenek Moyang Manusia

Meskipun secara luas diterima bahwa manusia berevolusi di Afrika, sebenarnya pendahulu pertamanya mungkin menduduki benua tersebut setelah berkembang di tempat lain, menurut penelitian tersebut.

Klaim tersebut dibuat setelah suatu tim peneliti mengeluarkan dari perut bumi fosil-fosil antropoid yang merupakan kelompok primata termasuk manusia, kera dan monyet di Dur At-Talah, Libya. Demikian seperti yang dikutip dari Telegraph, Rabu (27/10/10).

Para paleontolog menemukan bahwa di antara fosil-fosil berumur 39 juta tahun tersebut ada tiga jenis famili primata antropoid yang semuanya hidup di wilayah itu kira-kira pada waktu yang sama.

Hanya sebagian kecil antropoid manapun yang diketahui ada di Afrika selama periode ini yang dikenal sebagai zaman Eosen.

Hal ini bisa menunjukkan jarak yang sangat besar pada catatan fosil Afrika yang mungkin hanya memberikan petunjuk tentang jumlah penelitian arkeologi yang dilakukan di wilayah tersebut, kata para ilmuwan, atau spesies tersebut menduduki Afrika dari benua lain pada waktu itu.

Karena evolusi tiga spesies tersebut memakan waktu yang sangat lama, ditambah lagi dengan kekurangan catatan fosil di Afrika, tim peneliti tersebut menyimpulkan bahwa Asia kemungkinan besar merupakan tempat asalnya.

Seperti yang ditulis di jurnal Nature, para ahli mengatakan bahwa mereka meyakini migrasi dari Asia merupakan teori yang paling masuk akal.

Christopher Beard dari Museum Sejarah Alam Carnegie di Pittsburgh mengatakan: "Jika gagasan kami benar, kolonisasi awal Afrika oleh antropoid ini merupakan peristiwa yang benar-benar penting yang merupakan salah satu titik kunci dalam sejarah evolusioner kita.

"Pada waktu itu, Afrika merupakan sebuah benua pulau; saat para antropoid ini muncul, tak ada sesuatu pun di pulau tersebut yang bisa menandingi dengan mereka.

"Hal tersebut membawa pada suatu periode pembedaan evolusioner yang sukses di antara para antropoid, dan salah satu garis silsilah tersebut menghasilkan manusia.

"Jika nenek moyang antropoid pertama kita tidak sukses bermigrasi dari Asia ke Afrika, kita tidak akan ada."

Dia menambahkan: "Situs fosil baru yang luar biasa ini di Libya menunjukkan kepada kami bahwa di pertengahan Eosen yaitu 39 juta tahun lalu, ada kebinekaan mengagumkan dari para antropoid yang tinggal di Afrika, mengingat hanya sebagian kecil antropoid yang diketahui berasal dari Afrika sebelum waktu tersebut.

"Kemunculan mendadadak kebinekaan seperti itu menunjukkan bahwa antropoid-antropoid tersebut mungkin menduduki Afrika dari tempat lain.

"Tanpa bukti lebih awal di Afrika, saat ini kami mencarinya ke Asia sebagai tempat hewan-hewan ini pertama kali berkembang."

Sains Di Balik Tendangan Bebas Terbaik

Salah satu gol paling menakjubkan dalam dunia sepak bola internasional bukanlah sebuah kebetulan, menurut klaim para ahli fisika setelah mempelajari sains tendangan bebas yang rasanya tak mungkin.

Roberto Carlos (Brasil) melakukan tendangan dari jarak 35 m ke arah gawang Perancis pada tahun 1997 yang nampaknya mengarah ke sudut lapangan tapi membelok seperti pisang ke dalam jaring gawang.



Pembekokannya sangat jelas sampai-sampai penjaga gawang Perancis Fabien Barthez tidak bergerak untuk menjaga gawangnya dari bola karena dalam pikirannya bola itu akan keluar.

Seorang pemain yang berada pada jarak 9 m dari gawang juga menghindar karena pikirnya bola itu akan mengenainya hingga secara mengejutkan bola itu akhirnya mengayun ke kiri dan mendarat di belakang jaring gawang.

Tendangan bebas Carlos di Tournai de France ditulis oleh banyak orang sebagai kesempatan yang sangat mujur yang menahan Perancis imbang. Satu teori menyatakan pastilah bola itu dibantu oleh tiupan angin.

Akan tetapi sekarang para ilmuwan menerapkan hukum fisika untuk membereskan masalah itu.

Mereka mengkomputasi lintasan bola itu dan menunjukkan bahwa gol Carlos bukanlah kebetulan.

Dengan menggunakan bola-bola plastik kecil dan sebuah katapel, tim peneliti Perancis dari École Polytechnique di Palaiseau dekat Paris mengubah kecepatan dan perputaran bola-bola melewati air untuk mengikuti lintasan-lintasan yang berbeda.

Walaupun penelitian mereka langsung mengkonfirmasi efek Magnus yang sudah lama diketahui, yang membuat bola yang berputar memiliki lintasan kurva, penelitian mereka mengungkap wawasan segar tentang bola-bola berputar yang ditembakkan dari jarak yang sama dengan tendangan bebas Carlos.

Pergesekan yang didesakkan pada suatu bola oleh atmosfir sekelilingnya cukup memperlambat bola itu sehingga putarannyalah yang memegang peranan yang lebih besar untuk mengarahkan lintasan bola, dengan demikian memperkenankan perubahan arah di saat terakhir yang dalam kasus tendangan bebas Carlos membuat Barthez kehilangan pertahanan.

Para peneliti menyebut penemuan mereka sebagai "spiral bola yang berputar", membandingkan efek spiral tendangan Carlos dengan jarak yang lebih dekat (24 m) tendangan bebas "sirkuler" seperti yang dilakukan David Beckham dan Michael Platini.

Seperti yang dikatakan oleh Christophe Clanet dan David Quéré yang merupakan peneliti dari École Polytechnique: "Ketika tendangan berasal dari jarak yang cukup jauh dan dengan tenaga yang cukup untuk mempertahankan kecepatan yang cukup saat mendekati gawang, bola itu bisa memiliki lintasan yang tak terduga."

"Tendangan Carlos dimulai dengan lintasan sirkuler klasik tapi tiba-tiba membengkok dengan cara yang spektakuler dan mengarah kembali ke gawang walaupun sebelumnya keluar dari target."

"Orang-orang sering kali memperhatikan bahwa tendangan bebas Carlos ditendang dari jarak yang cukup jauh, kami menunjukkan dalam laporan kami bahwa ini bukanlah sebuah kebetulan, tapi merupakan suatu kondisi yang diperlukan untuk menghasilkan sebuah lintasan spiral," katanya.

Penelitian ini dipublikasikan di the New Journal of Physics.

Alam Semesta Berkembang dari Cairan

Alam Semesta Berkembang dari CairanPara ilmuwan yang bekerja di penghancur partikel terbesar di dunia yaitu the Large Hadron Collider di CERN dekat Jenewa, Swiss menemukan bahwa sup eksotik bersuhu lebih dari 10 trilyun derajat Celsius tercipta segera setelah kelahiran alam semesta.

Material lengket dan panas yang dikenal sebagai plasma kuark-gluon bersifat seperti cairan panas, menurut hasil temuan mereka.

Hal ini menyediakan lingkungan sempurna bagi partikel-partikel pertama dan atom-atom untuk terbentuk yang kemudian menghasilkan bintang-bintang dan galaksi-galaksi di sekitar kita saat ini. Demikian seperti yang dikutip dari Telegraph (20/11/10).

Temuan tersebut mengejutkan para fisikawan karena temuan tersebut membantah pandangan yang sudah diterima tentang apa yang terjadi segera setelah terciptanya alam semesta yaitu bahwa Big Bang memuntahkan gas yang super panas yang bersama-sama menggumpal untuk membentuk materi.

"Dalam kejadian-kejadian pertama alam semesta, material tersebut sebenarnya bersifat seperti cairan yang sangat padat," jelas Dr. David Evans yang merupakan seorang fisikawan partikel di Universitas Birmingham yang merupakan pemimpin penyelidik dalam eksperimen tersebut.

"Hasil temuan ini memberitahukan kita tentang evolusi awal alam semesta yang secara tak terelakkan akan memiliki implikasi terhadap bentuknya saat ini.

"Kami harus melakukan lebih banyak analisis serta memberikan lebih banyak pemikiran untuk memahami hal ini, tapi hasil ini benar-benar mengagumkan."

Hasil tersebut merupakan hasil pertama yang dikeluarkan oleh kelompok multinasional yang terdiri lebih dari 1.000 peneliti yang bekerja dalam eksperimen dengan Large Hadron Collider yang dimulai dua minggu lalu.

Mereka menggunakan akselerator partikel untuk menghancurkan atom-atom timah hitam bersama-sama dalam sebuah detektor yang dikenal sebagai ALICE untuk menciptakan "big bang mini" yang dianggap bisa meniru kondisi yang ada dalam pecahan detik setelah alam semesta diciptakan.

Bola-bola api sangat kecil yang tercipta di dalam akselerator partikel sepanjang 27,3 km yang dikuburkan sedalam 5,2 km di bawah perbukitan kaki gunung Alpen di sekitar perbatasan Swiss dan Perancis, mencapai lebih dari 10 trilyun derajat centigrade untuk seperseikian detik.

Pada temperatur ini atom-atom dan partikel-partikel yang membangunnya meleleh ke dalam bagian-bagian unsur pokoknya yang dikenal sebagai kuark dan gluon.

Pada umumnya para fisikawan meyakini bahwa pada temperatur tinggi yang dihasilkan setelah Big Bang, energi yang secara normal mengikat kuark dan gluon bersama-sama akan melemah secara signifikan yang menghasilkan material yang bersifat mirip dengan gas.

Penelitian sebelumnya lima tahun lalu di Relativistic Heavy Ion Collider di Upton, New York berhasil menciptakan temperatur empat trilyun derajat dan menunjukkan bahwa dalam temperatur ini plasma kuark-gluon mirip dengan cairan, tapi banyak yang menduga bahwa ketika temperatur meningkat, plasma tersebut akan menjadi serupa dengan gas.

Namun penemuan terakhir CERN menunjukkan bahwa ini bukanlah hal yang sebenarnya dan hasilnya diharapkan mengubah pemikiran konvesional dalam fisika ketika para ilmuwan mencoba mencari tahu mengapa plasma kuark-gluon tidak bersifat seperti yang diprediksi.

Dr. Evans mengatakan: "Teori-teori tersebut menunjukkan bahwa energi yang menahan kuark mulai melemah pada suhu sesaat setelah Big Bang dan kuark akan bergerak dengan bebas seperti gas.

"Kami menemukan bahwa energi kuat yang menahan kuark masih tetap menjaga sebagian besar kekuatannya bahkan pada temperatur tinggi ini. Kuark masih berinteraksi satu sama lain lebih jauh dari dugaan kita.

"Hasil ini akan membantu kami lebih memahami tentang periode misterius sebelum proton-proton dan neutron-neutron terbentuk pada awal alam semesta."

Professor Brian Cox yang merupakan fisikawan partikel di Universitas Manchester dan presenter seri Wonders of the Universe BBC yang tidak lama lagi akan disiarkan mengatakan bahwa penemuan tersebut membuka banyak pertanyaan tentang rupa awal alam semesta.

Dia mengatakan: "Mereka menggunakan berbagai metafora untuk menjelaskan bagaimana rupanya karena bentuknya tidak akan seperti cairan apapun yang biasa kita kenal."

"Mereka membicarakan tentang kekuatan interaksi antar kuark dan bagaimana partikel-partikel ini berperilaku bersama-sama. Partikel-partikel ini harus berinteraksi lebih kuat dari yang diduga dan oleh karena itu bersifat seperti cairan.

"Eksperimen ini menyediakan aturan energi baru bagi kita dan oleh sebab itu melihat sifat yang tak terduga sangat menyenangkan. Penemuan ini sangat menarik."

Jumat, 08 November 2013

Peresmian Blog Baru SMA 1 Kec. guguak

Assalamualaikum Wr.Wb

      Salam sejahtera untuk kita semua. Kami dari Sekbid IX / Sekbid Teknologi Informasi dan Komunikasi yang di bimbing oleh Buk Erizke Aulya Pasel menyatakan meresmikan Account Blog Sekolah kita yang baru.
Semoga blog yang kami buat ini akan berguna kedepannya.
untuk siapapun dan di mana pun.
Wassalam
Anggota Sekbid IX
-Kuntum Rahmawati
-Deksha Putri Firdaus
-Prima Gustiyandri
-Sare Satria

Senin, 28 Oktober 2013

Selamat Hari sumpah pemuda

jangan sekali-kali melupakan sejarah,
maka jadilah kita sebagai orang yang mau belajar dari sejarah,
hiduplah Indonesia Raya
Selamat Hari Sumpah Pemuda,, 

Senin, 21 Oktober 2013

Penemuan Teknologi Terbaru : Cara Terbang yang Baru dengan Sepeda



Terbang dengan pesawat, jet pack, heli itu sudah biasa. Sekarang terbang dengan sepeda pun bisa dilakukan. Sepeda yang biasa kita kenal hanya untuk darat dan digerakkan dengan tenaga manusia dibuat terbang oleh ilmuwan dari tiga perusahaan Ceko. Kendaraan sehari-hari ini bisa dibuat terbang oleh mereka dengan mulus dan kelihatannya tidak berbahaya.


Penemuan teknologi terbaru ini merupakan prototype helicopter-bike dari tim yang terbentuk dari tiga perusahaan Ceko. Dengan tenaga angin melalui kipas yang melekat pada body sepeda mendorong sepeda bergerak keatas (terbang). Basik dari prototype ini tetaplah helikopter, sepeda hanya menjadi bodynya saja.


Sumber tenaga berasal dari baterai yang ada pada masing-masing baling-balingnya (mirip dengan kipas angin). Pedal kayuh sepeda sama sekali tidak berfungsi apa-apa ketika terbang, pengendaliannya juga dengan remot kontrol walau Anda membelokkan stang sepeda kekiri dan kekanan sepeda tidak akan berbelok. Ketika di uji coba di Prague, prototype ini bisa terbang selama lima menit dengan mulus. Ini seperti mengendalikan remote kontrol helicopter yang bodynya berbentuk sepeda. Mereka mengklaim kalau penerbangan tersebut aman dan tidak terlalu tinggi. Cukup mengagumkan melihat sepeda tersebut terbang apalagi berat sepeda tersebut lumayan, 95 kilogram. Ada dua baling-baling listrik di depan, dua di belakang dan masing-masing satu di sisi kanan dan kiri. Semua tenaga dari baling-baling ini bersumber dari baterai.


Mudah-mudahan ini bisa menjadi penemuan yang membantu manusia. Siapa tahu, nanti manusia bisa melakukan Tour De France dengan menggunakan sepeda ini, atau lomba sepeda jarak jauh dengan sepeda ini. Sangat membantu atlet karena atlet tidak perlu menggendong sepedanya bila melintasi area yang tidak bisa dilalui dari darat.

Sabtu, 19 Oktober 2013

Fotografi Jurnalistiki Fotografi Jurnalistik

jurnalisfotoIlmu Photography : Menjeprat sana menjepret sini bisa bikin ketagihan. Yap kegiatan fotografi bagi sebagian orang dapat menjadi candu.
Ada yang sekadar hobi ada juga yang menjadikan ini sebagai profesi. Terutama bagi Anda yang bekerja sebagai fotografer jurnalistik, setiap jepretan diusahakan menjadi berguna.
Coba simak 5 dimensi fotografi jurnalistik dari Enny Nuraheni (Chief Photographer Reuters Indonesia) di bawah ini. Siapa tahu dapat menambah ilmu dan inspirasi Anda dalam bertugas.

1. Fotografer jurnalistik tidak boleh meninggalkan kameranya ke mana pun pergi.
Momen berharga sekecil apapun wajib ditangkap. Jika bukan liputan dadakan, usahakan punya gambaran tentang angle dan frame yang akan diambil, sehingga bisa menyiapkan caption (teks keterangan foto) dari rumah. Ini dibutuhkan agar bisa cepat mengirim berita supaya tak kalah dengan kantor berita lain.
2. Setiap fotografer rentan terkena cedera tulang belakang atau tulang punggung,
akibat terlalu sering membawa beban berat dan selama bertahun-tahun kurang memerhatikan kondisi. Pencegahan bisa dilakukan dengan olahraga, terutama berenang. Karena dengan berenang seluruh anggota badan bergerak sekaligus bisa membuat relaks.
3. Tekanan mental kerap terjadi setelah liputan, khususnya di daerah bencana dan konflik.
Apalagi wanita, pasti lebih cepat tersentuh hatinya bila melihat hal-hal yang miris. Kesiapan mental wajib dipersiapkan. Dibutuhkan waktu untuk menyesuaikan kondisi mental agar lebih tenang lagi seperti sedia kala. Salah satu caranya dengan mengisi rohani atau dengan berjalan-jalan menenangkan diri ke tempat yang disenangi.
4. Menguasai setting kamera dan jangan hanya berani bermain di satu setting-an saja. Kini, fotografer sudah dimanjakan dengan teknologi yang serba ringkas, namun tetap harus belajar manual dan mengerti jenis dan sifat kamera. Fotografer jurnalistik juga tidak hanya berperan sebagai fotografer saja, tapi juga sekaligus berpikir seperti reporter. Pandai-pandai membaca draft story sehingga bisa menciptakan foto dari informasi yang ada.
5. Berkomitmen Pada Profesi Menjadi Harga Mati,
terlebih di kantor berita asing. Jika mental tak mampu, pasti akan drop dan akhirnya meninggalkan profesi. Memang ada risiko untuk bisa berbagi dengan keluarga. Masing-masing ada pengorbanannya. Dukungan keluarga mutlak harus ada karena dedikasi penuh atas pencarian informasi tak kenal waktu dan tempat.

tehnik fotografi Teknik Fotografi


  1. Depth of field (ruang tajam)
Hal-hal yang mempengaruhi ruang tajam:
-Jarak pemotretan (jauh=luas, dekat=sempit)
-Bukaan diafragma (kecil=luas, besar=sempit)
-Jarak fokus lensa /focal length (tele=sempit, wide=luas, normal=bisa diatur)
1Contoh foto dengan teknik depth of field
2. Panning
-Panning adalah salah satu cara untuk memberikan kesan gerak pada foto.
-Ketika melakukan panning, anda harus mengikuti objek selama membidik.
-Hasil foto menjadikan objek menjadi relatif tajam dibandingkan dengan backgroundnya yang hampir sepenuhnya blur.
-Untuk mendapatkan foto panning secara maksimal; dengan speed rendah (8-60), dan pakailah tripod (kaki tiga).
2
Contoh foto dengan teknik panning
3. Slow & stop action
-Slow action : salah satu teknik fotografi yang bertujuan memperlihatkan/menangkap gerakan objek. Biasanya digunakan kecepatan rendah, antara 1/30 sampai 1 detik
-Stop action : kebalikan dari slow, yaitu teknik fotografi untuk bertujuan membekukan gerak objek. Biasanya digunakan kecepatan tinggi, antara 1/125 sampai 1/4000 atau lebih
3
Contoh foto dengan teknik slow action
Data teknis:
-Kamera : Nikon FM10
-Lensa : 35 – 70 mm
-Speed : 8
-Diafragma : 3,5
-ASA : 200
-Lokasi : TBS
4
Contoh foto dengan teknik slow action
Kamera : Canon 30D, speed : 10, diapragma : 5,6 ASA: 1600
5
Contoh foto dengan teknik stop action
Data teknis:
-Kamera : Nikon D100 Digital
-Lensa : 28 – 105 mm Nikkor D
-Speed : 125 (with soft box)
-Diafragma : 16
-ASA : 200
4. Zooming
-Zooming adalah teknik foto untuk memberikan kesan gerak dengan mengubah panjang fokus lensa.
-Perubahan panjang fokus hanya dapat dilakukan dengan lensa zoom.
-Untuk mendapatkan kesan gerak, anda harus menggunakan kecepatan rana tidak lebih dari 1/30 detik.
-Untuk mendapatkan foto zooming secara maksimal, pakailah tripod (kaki tiga)
Data teknis:
-Kamera : Nikon D100 Digital
-Lensa : 28 – 80 Nikkor D
-Speed : 5 (with flash)
-Diafragma : 3.5
-ASA : 400
-White balance : flash
6
Contoh foto dengan teknik zooming
5. Bulb
-Kecepatan rana dapat diatur sesuai dengan waktu yang kita inginkan.
-Teknik ini dilakukan dengan menahan tombol pelepas rana dengan lebih lama.
-Untuk mendapatkan hasil foto bulb secara maksimal, dapat digunakan kabel release dan tripod.
-Misal, kita mempergunakan kecepatan 30 detik sampai habis waktu perekaman cahaya.
7Contoh foto dengan teknik bulb